Kita tahu bahwa pasokan listrik di Indonesia tidak merata
dan kebutuhannya naik setiap tahunnya.10-15 tahun mendatang Indonesia memerlukan
pasokan listrik sekitar 7000-15.000 mw,karena itu Indonesia butuh pembangkit
tenaga listrik dari sumber-sumber lainnya. Indonesia mempunyai pembangkit
listrik dari berbagai sumber energy,misalnya batu bara, air, diesel dan
lain-lain. Tetapi PLT yang kita punya sekarang belum cukup untuk memenuhi
kebutuhan listrik yang terus meningkat.
Dalam permasalahan nasional ini,mungkin PLTN (Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir) adalah solusinya. Bagian utama dari suatu PLTN adalah
yang dinamakan teras (inti) reaktor nuklir. Di dalam teras reaktor ini akan
terjadi reaksi inti. Reaksi inti tersebut adalah pecahnya inti atom (uranium
atau plutonium) menjadi beberapa inti baru, akibat tertabraknya inti uranium
oleh neutron. Bersamaan dengan peristiwa ini timbullah panas yang sangat besar
dan beberapa neutron baru. Bila neutron baru ini baru ini bertemu dengan inti
uranium lagi, maka terjadilah reaksi pembelahan berikutnya. Dengan demikian
akan terjadilah reaksi berantai. Dari setiap pembelahan inti ini akan
dihasilkan energi panas yang luar biasa. Panas inilah yang dipakai untuk
memanaskan air menjadi uap, dan uap air bertekanan tinggi ini dipakai untuk
menjalankan turbin pembangkit listrik. Bahan bakar yang digunakan dalam PLTN
ini adalah Uranium. Dan cadangan uranium di Indonesia sekitar 57 ton. Bayangkan
saja 1kg Uranium dapat menghasilkan sekitar 50.000kwh sedangkan 1kg batubara hanya dapat
menghasilkan 3kwh,ini perbandingan yang cukup jauh.
PLTN digolongkan dengan investasi dengan modal yang tinggi
dan biaya tahunan yang rendah. Ini dapat menghemat pengeluaran negara kita.
Keuntungan lainnya yaitu ramah lingkungan atau anti polusi. PLTN akan
mengurangi pembakaran ratusan juta ton sumber daya fosil, yang berarti juga
akan mengurangi pembebasan CO2 ke atmosfer yang menjadi penyebab pemanasan
global atmosfer bumi secara bertahap. Dan PLTN tidak menghasilkan gas-gas
beracun yang menimbulkan efek rumah kaca.
Di Indonesia PLTN sudah mulai berjalan walaupun secara
lambat. Telah dilakukan studi tapak, Semenanjung Muria di Jawa Tengah dipilih
sebagai PLTN pertama di Indonesia. Patahan di sekitar lokasi ini menghasilkan
0,2 g atau seperlima gravitasi bumi. Pada umumnya reactor di desain untuk padam
otomatis pada gempa berukuran 0,3 g.
Tetapi ada beberapa hambatan yang perlu di perhatikan dalam
pembangunan PLTN. Pertama, dimanapun PLTN dibangun pasti akan terjadi
kecelakaan. Kedua, pembangunan biaya PLTN cukup besar, dan bila terjadi
kecelakaan biaya pemulihannya besar,bahkan lebih besar dari pembangunan PLTN
itu sendiri. Salah satu sebab mengapa PLTN ditakutkan adalah jika terjadi
kebocoran akan timbul pemekatan radioaktif pada makanan. Misalnya, jika konsentrasi zat radioaktif
dalam air adalah 1 ppm, maka di dalam plankton, 15.000 ppm dalam ikan yang
memakannya, dan 40.000 ppm dalam bebek yang memakan ikan tersebut.
Sumber:
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ling1112/pltn.html
kpip-pltn.blogspot.com/p/kelebihan-pltn.html?m=1
http://blog-triks.blogspot.com/2010/11/energi-nuklir-kelebihan-dan-kelemahan.html?m=1
kpip-pltn.blogspot.com/p/kelebihan-pltn.html?m=1
http://blog-triks.blogspot.com/2010/11/energi-nuklir-kelebihan-dan-kelemahan.html?m=1
No comments:
Post a Comment