Wednesday 25 November 2015

MEMPERTAHANKAN DAYA BELI KONSUMEN DALAM PERSAINGAN GLOBAL

Oleh : Aldo Aditya Putra

ABSTRAK
            Kualitas dalam era globalisasi sekarang ini sangat penting, Karena kualitas dalam era globalisasi telah menjadi harapan dan keinginan semua orang khususnya pelanggan. Oleh karena itu, para pelaku bisnis dan produsen harus terus berusaha mengembangkan konsepsi dan teknologi kualitas sejalan dengan trend globalisasi. Bahkan banyak perusahaan yang secara progresif mencari pola manajemen yang dianggap paling efektif untuk menyiasati kualitas dalam era globalisasi. Maka dari itu, untuk manajemen kualitas pada era globalisasi saat ini sangat penting untuk produsen agar dapat meningkatkan daya beli konsumen.
KATA KUNCI: Kualitas, Manajemen Kualitas

ABSTRAK
            Quality in the current era of globalization is very important, because the quality in the era of globalization has been the hope and desire of everyone, especially customers. Therefore, businesses and manufacturers must constantly strive to develop the concept and quality of the technology in line with the trend of globalization. In fact, many companies are progressively looking for patterns that are considered most effective management to deal with quality in the era of globalization. Therefore, for quality management in the era of globalization today is very important for manufacturers in order to increase the purchasing power of consumers.
KEYWORDS: Quality, Quality Management


PENDAHULUAN
            Kualitas mempunyai pengertian yang luas, tergantung pada sudut pandang yang mendefinisikannya. Dalam teori Deming, konsumen adalah bagian paling penting dari sistem produksi, tanpa konsumen, tidak ada alasan untuk memproduksi. Konsumen hanyalah pengguna akhir dari produk apapun atau layanan yang disediakan. Dalam Quality vocabulary, kualitas didefinisikan sebagi totalitas dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau ditetapkan. Kualitas seringkali diartikan sebagai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) atau kesesuaian terhadap kebutuhan atau persyaratan (conformance to the requirements).

PERMASALAHAN
            Sering kita lihat dan kita temui dalam kehidupan sehari-hari kita bahwa produk atau jasa yang kita beli atau kita gunakan selalu berbeda setiap waktunya. Misalnya jika kita beli suatu produk di hari senin maka akan berbeda jika kita beli di hari berikutnya bahkan tidak jarang kita temukan penurunan kualitas pada produk tersebut. Kita tahu bahwa pesaingan di pasar domestik atau pasar internasional/global . Agar perusahaan dapat berkembang dan paling tidak bisa bertahan hidup, perusahaan tersebut harus mampu menghasilkan produk barang dan jasa dengan mutu yang lebih baik, harganya lebih murah, promosi lebih efektif, penyerahan barang ke konsumen lebih cepat, dan dengan pelayanan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan para pesaingnya di tentukan oleh kualitas produk atau jasa itu sendiri.

PEMBAHASAN
            Deming berpendapat kualitas memiliki komponen jangka pendek dan jangka panjang. Hal ini penting untuk mengantisipasi kebutuhan masa depan konsumen serta orang-orang yang hadir dalam rangka untuk terus memenuhi definisi konsumen kualitas dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Deming memperkenalkan Continuous Improvement Helix atau lebih dikena dengan (Plan, Do, Study/Check, Act) :
1.         Desain Produk
2.         Buat produk, mengujinya di lini produksi dan laboratorium.
3.         Pasarkan
4.         Mengujinya dalam pelayanan ; mencari tahu apa yang user berpikir itu dan mengapa non-user belum membelinya.
            Menurut Deming, empat langkah jika diulang terus-menerus akan mempertahankan kualitas bahkan menghasilkan peningkatan kualitas dengan harga menurun. Dengan demikian, kondisi untuk kualitas seperti yang terlihat oleh konsumen terpenuhi: pengetahuan tentang apa kebutuhan konsumen pada saat ini, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan itu dan kemampuan untuk mengatisipasi kebutuhan masa depan konsumen.
            Perusahaan yang akan memenangkan persaingan dalam segmen pasar yang telah dipilih juga harus mampu mencapai tingkat mutu, bukan hanya mutu produknya, akan tetapi mutu ditinjau dari segala aspek, seperti mutu bahan mentah dan pemasok harus bagus (bahan baku yang jelek akan menghasilkan produk yang jelek pula), mutu sumber daya manusia (tenaga kerja) yang mampu bekerja secara efisien sehingga harga produk bisa lebih murah dari pada harga pesaingnya, promosi yang efektif (bermutu), sehingga mampu memikat para pembeli sehingga pada gilirannya akan meningkatkan jumlah pembeli.
            Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan management kualitas. Hal hal yang menyangkut kualitas yang di maksud diatas adalah :
· Produk / pelayanan / proses pelaksanaan.
· Proses management proyek itu sendiri.

            Didalam tuntutan zaman , dan dalam era persaingan bebas, kita harus banyak belajar tentang hal hal yang menyangkut proses manajemen dalam lingkungan kerja, terutama tentang pentingnya sistem dan realisasinya dalam proyek di lapangan.

KESIMPULAN
            Untuk mempertahankan kualitas suatu perusahaan atau organisasi harus mampu menjaga mutu produk, bukan hanya mutu produk tetapi mutu dari segala aspek seperti bahan baku, proses dan tenaga kerja. Ada beberapa bagian yang mana digunakan dalam management kualitas. Dalam konteks konstruksi beberapa akan di jelaskan.
1. Inspeksi
Inspeksi merupakan alat untuk mengukur kegiatan proses konstruksi untuk memeriksa apakah standard spesifikasi udah di capai.
2. Quality control
Pengendalian Mutu (Quality Control) adalah teknik dan aktivitas operasi yang digunakan agar mutu tertentu yang dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya mencakup monitoring, mengeliminir problem yang diketahui, mengurangi penyimpangan/perubahan yang tidak perlu serta usaha-usaha untuk mencapai efektivitas ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA
Amin Syukron. 2013. Pengantar Manajemen Industri. Graha Ilmu: Jakarta.


Wednesday 18 November 2015

MIND MAPING(PETA PIKIRAN) KONSEP QUALITY ASSURANCE DALAM PENINGKATAN KUALITAS


KONSEP QUALITY ASSURANCE DALAM PENINGKATAN KUALITAS


 ABSTRAK
Penjaminan mutu atau Quality Assurance merupakan istilah yang seringkali didengar dalam dunia industri, krena berhubungan dengan produsen, produk/jasa, dan konsumen sebagai pelanggan. Konsep mutu ini menggambarkan baik buruknya suatu produk/jasa yang dihasilkan yang akan mencerminkan tingginya harga dari produk tersebut, dan tinggi dari produsen yang memasok barang tersebut. Akan tetapi kini mutu produk/jasa dinilai berdasarkan kepada kepuasan pelanggan yang menggunakan produk/jasa tersebut. Untuk menggambarkan mutu suatu produk/jasa maka diperlukan suatu standar atau criteria yang ditetapkan oleh produsen. Standar ini dibuat berdasarkan hasil penelitian terhadap kebutuhan pelanggan.
Kata Kunci : Quality Assurance, mutu, kepuasan

ABSTRAK
Quality Assurance is a term that is often heard in the industrial world, krena touch with the manufacturer, product / service, and the consumer as a customer. The concept illustrates both the poor quality of a product / services produced which will reflect the high price of the product, and the height of the manufacturers who supply the goods. But now the quality of products / services assessed based on the satisfaction of customers who use the products / services. To illustrate the quality of a product / service, we need a standard or criteria set by the manufacturer. This standard is based on the results of a study of customer needs.
Keywords: Quality Assurance, quality, satisfaction

                                                       
BAB 1
PENDAHULUAN
            Bagi setiap institusi, mutu adalah agenda utama dan meningkatkan mutumerupakan tugas yang paling penting.Mutudalam pandangan seseorang terkadang bertentangandengan mutu dalam pandangan orang lain, sehingga tidak aneh jika ada dua pakar yang tidak memiliki kesimpulan yang sama tentang bagai mana cara menciptakan institusi yang baik.Organisasi-organisasi yang menganggap serius pencapaian mutu, memahami bahwasebagian besar rahasia mutu berakar dari mendengar dan merespon secara simpatik terhadapkebutuhan dan keinginan para pelanggan dan klien. Dalam konteks Total QualityManajemen(TQM), mutu merupakan sebuah filosofi dan metodologi yang membantu institusiuntuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapi tekanan-tekananeksternal yang berlebihan. TQM sebagai metodologi maksudnya perbaikan/peningkatan berkelanjutan dan manajemen Just-In-Time.Dalam dunia industri, sejak dulu selalu ada keharusan untuk menjaga mutu suatu produk agar mampu memberikan kepuasan pada para pelanggan dan tentunya akan mendatangkankeuntungan. Sehingga lahirlah divisi tenaga keja yang dikenal dengan quality control (kontrolmutu). Kontrol mutu adalah proses yang menjamin bahwa hanya produk yang memenuhispesifikasi yang boleh keluar dari pabrik dan dilempar ke pasar.





BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 QUALITY ASSURANCE
            Jaminan kualitas sering diartikan sebagai memastikan mutu, seperti tersebut dalam kata to assure (to convince, to make sure or certain, to ensure, to secure ) artinya meyakinkan  orang, mengusahakan sebaik- baiknya, mengamankan atau menjaga.
            Banyak perusahaan yang memakai Quality Assurance (QA) dan Quality Control ( QC) dalam satu Divisi, jadi QA itu ya QC. Quality Assurance dianggap Quality Control, walaupun mungkin kalau dari pengertian mungkin berbeda,tapi dalam faktanya QA adalah QC, jadi jarang ada Divisi Quality Assurance dipisah dengan Divisi Quality Control, karena sebenarnya acuan keduanya pada kualitas mutu, termasuk reliabilitinya.
            Quality Assurance adalah suatu proses pengukuran mutu, menganalisis kekurangan yang ditemukan dan membuat kegiatan untuk  meningkatkan penampilan yang diikuti dengan pengukuran mutu kembali untuk menentukan apakah peningkatan telah dicapai. Ia adalah satu- satunya kegiatan yang sistematis, suatu siklus kegiatan yang mempergunakan standar pengukuran ( palmer, H, 1983 ).
2.2 PENGGUNAAN QUALITY ASSURANCE
            Jaminan kualitas (QA) mengacu pada kegiatan sistematis di implementasikan dalam sistem mutu sehingga persyaratan kualitas yang untuk produk atau jasa akan terpenuhi. Ini adalah pengukuran sistematis, dibandingkan dengan standar, pemantauan proses dan umpan balik terkait yang memberikan pencegahan kesalahan. Hal ini dapat dibandingkan dengan kontrol kualitas,yang difokuskan pada output proses.
            Kualitas, pada kenyataannya, tidak hanya keunggulan fungsional dari produk atau jasa,tetapi adalah tentang seluruh aspek karakteristik produk. Sebagai contoh sebuah produk  berkualitas tinggi yang diproduksi oleh Perusahaan A misalnya. Tidak peduli jika pengerjaantersebut sangat tinggi, jika biaya produksi dan harga jual yang sangat tinggi sehingga tidak adayang mampu membeli produk tersebut, tidak ada yang dapat mengklaim bahwa kualitas benar-benar tinggi. Dengan kata lain, jaminan kualitas bukan hanya tentang keunggulan fungsional,tetapi mencJaminan Kualitas memukul hampir semua industri, perusahaan, organisasi dari perusahaan yang memproduksi atau menjual barang sampai perusahaan jasa, termasuk penyedialayanan kesehatan. Jadi, QA tidak terbatas untuk manufaktur, dan dapat diterapkan untuk setiapkegiatan bisnis atau non-bisnis:
Desain kerja
Pelayanan administrasi
Konsultasi
Perbankan
Asuransi
Komputer pengembangan perangkat lunak
Ritel
Angkutan
Pendidikan
Terjemahanakup semua aspek produksi.

BAB 3
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
            Quality Assurance (penjaminan mutu) adalah semua tindakan terencana, sistematis dan didemonstrasikan untuk meyakinkan pelanggan bahwa persyaratan yang ditetapkan “akan dijamin” tercapai. Salah satu elemen dari QA adalah QC. Elemen yang lain yaitu: Planning, organization for quality, Established Procedure, Supplier Selection, Corrective Action, Document control, training, Audit dan Management review. Tugasnya memahami specification customer dan standard yang berhubungan dengan produk, kemudian membuat / menentukan cara inspectionnya (berupa prosedur) dan mendokumentasi hasil inspectionnya (manufacturing data report). QA lebih banyak paper work, umumnya memiliki skill inspection yang baik dan skill menulis procedure dan familiar dengan engineering & industrial standards.
3.2 Saran

            Dalam penggunaan konsep Quality Assurance (penjaminan mutu) sebaiknya pelaku industri memperhatikan 2 faktor, yaitu voice of customer dan voice of market agar jaminan mutu produk atau jasa itu dapat di kontrol dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

1.http://www.scribd.com/doc/134105977/Makalah-Quality-Assurance#scribd
2.https://jakfarsegaf.wordpress.com/2009/08/13/perbedaan-antara-quality-assurance-qa-dan-quality-control-qc/
3.http://www.scribd.com/doc/236058979/Jurnal-Teknik-Industri-Pengendalian-Kualitas-Dengan-Metode-Quality-Control-Circle-Qcc-7-Tools#scribd

Wednesday 28 October 2015

BAB 1 PENDAHULUAN

ANALISA POSTUR KERJA DAN PERANCANGAN ALAT BANTU 
UNTUK AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING 
INDUSTRI KECIL 


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang Masalah 
Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam
menjalankan proses produksi terutama kegiatan yang bersifat manual. Salah
satu bentuk peranan manusia adalah aktivitas pemindahan material secara
manual (Manual Material Handling/MMH). Penggunaan MMH yang
dominan bukanlah tanpa sebab, MMH memiliki keunggulan dalam hal
fleksibelitas yang tinggi dan murah bila dibandingkan dengan alat
transportasi (alat bantu pemindahan material) lainnya.
Kelebihan MMH bila dibandingkan dengan penanganan material
menggunakan alat bantu adalah pada fleksibilitas gerakan yang dapat
dilakukan untuk beban-beban ringan. Akan tetapi aktifitas MMH dalam
pekerjaan-pekerjaan industri banyak diidentifikasi beresiko besar sebagai
penyebab penyakit tulang belakang (low back pain) akibat dari penanganan
material secara manual yang cukup berat dan posisi tubuh yang salah dalam
bekerja. Faktor lain yang dapat menyebabkan penyakit ini adalah beban
kerja yang berat, postur kerja yang salah dan pengulangan pekerjaan yang
tinggi, serta adanya getaran terhadap keseluruhan tubuh. Faktor-faktor yang
dapat menimbulkan adanya gangguan pada tubuh manusia jika pekerjaan
berat dilakukan secara terus menerus akan berakibat buruk pada kondisi
kesehatan pekerja terutama dalam jangka waktu panjang (Suma’mur, 1995).
Dilihat dari sudut pandang ergonomis terutama dari sudut pandang
biomekanika, pemindahan material secara manual menimbulkan kecelakaan
kerja yaitu cidera pada tulang belakang, sedangkan dari sudut pandang
fisiologi Manual Material Handling (MMH) atau pemindahan material
secara manual membutuhkan energi yang cukup besar. Tetapi pemindahan
bahan secara manual apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan
menimbulkan kecelakaan dalam industri, yang disebut juga “Over exertion-
lifting and carrying” yaitu kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh
beban angkat yang berlebihan (Nurmianto, 1996).
Aktivitas membungkuk dan memutar didalam tempat kerja  saat
melakukan  Manual Material Handling seharusnya dikurangi atau bahkan
jika memungkinkan aktivitas ini sebaiknya dihilangkan karena sikap ini
rawan yang dapat menimbulkan gangguan pada sistem musculoskeletal.
Keluhan musculoskeletal adalah keluhan pada bagian–bagian otot skeletal
yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan ringan sampai sangat
sakit. Apabila seseorang menerima beban statis secara berulang dan dalam
waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada
sendi, ligamen dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya
diistilahkan dengan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) atau cidera
pada sistem musculoskeletal (Granjen, 1993 dan Lamasters, 1996, keduanya
dalam Purwaningsih dkk, 2006).
Salah satu prinsip perancangan sistem kerja dalam aktivitas MMH
adalah menjaga posisi pinggul dan bahu lurus atau segaris ketika melakukan
aktivitas MMH (Alexander, 1986). Hal ini untuk menjaga pembebanan pada
punggung tetap sedikit, karena jarak antar pusat beban dengan tubuh dekat
sehingga momen dihasilkan relatif kecil.



1.2.  Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah postur kerja yang aman pada pekerjaan pembuatan tahu
berdasarkan metode OWAS?
2. Bagaimanakah rekomendasi postur kerja yang aman berdasarkan
metode OWAS?
3. Bagaimana rancangan alat bantu berdasarkan data antropometri pekerja?        

1.3.  Pembatasan Masalah
Pada umumnya sebuah penelitian menghadapi lingkup wilayah
penelitian yang sangat luas. Penelitian memerlukan kejelasan luas lingkup
wilayah penelitian agar fokus dalam menyelesaikan masalah. Oleh karena
itu penelitian ini membatasi masalah sebagai berikut:
1. Penelitian difokuskan pada pekerja MMH di industri kecil pembuatan
tahu yang ada di Desa Purwogondo, Kartasura, Sukoharjo.
2. Variabel pengamatan adalah postur kerja yang meliputi sikap punggung,
lengan, kaki dan berat beban berdasarkan klasifikasi postur kerja OWAS.
3. Postur kerja yang diamati adalah sikap kerja pada aktivitas proses
perendaman, pemasakan dan penyaringan serta pemotongan.
4. Dalam perancangan tidak membahas aspek biaya ekonomis.  

1.4.  Tujuan Penelitian 
Adapun maksud dan tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian
dan penulisan laporan ini adalah:
1. Mengidentifikasi postur kerja para pekerja manual material handling
(MMH) Industri Kecil pembuatan tahu yang ada di Desa Purwogondo,
Kartasura, Sukoharjo dengan metode OWAS.
2.  Memberikan rekomendasi perbaikan kerja terhadap proses kerja yang
memiliki postur kerja yang paling berbahaya berdasarkan penilaian
metode OWAS.
3. Mengidentifikasi rancangan alat bantu yang ergonomis bagi pekerja
MMH di industri kecil pembuatan tahu.

1.5.  Manfaat Penelitian 
Hasil akhir penelitian ini akan dijadikan pertimbangan dan masukan
oleh berbagai pihak antara lain sebagai berikut:
1. Pihak Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai perbaikan postur
kerja dengan metode OWAS melalui perancangan alat bantu.
2.  Pihak Perusahaan
Hasil akhir dari penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi perusahaan
tentang sikap kerja yang beresiko cidera pada bagian musculoskeletal.
Kemudian dapat dijadikan pertimbangan oleh perusahaan untuk
melakukan perbaikan pada postur kerja MMH yang salah sehingga
melindungi pekerja dari cidera musculoskeletal.

1.6.  Sistematika Penulisan 
Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh dalam penelitian ini,
maka Tugas Akhir ini akan disusun dengan sistematika sebagai berikut:

JUDUL SKRIPSI

1. PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL DALAM PERENCANAAN PRODUKSI AGREGATE UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN
2. PENENTUAN LAY OUT MESIN BANYAK BARIS DENGAN LUAS MESIN TIDAK SAMA 
3. PERBAIKAN METODE KERJA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
4. STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN MESIN DITINJAU DARI SUDUT EKONOMI TEKNIK PADA PT. SARI HUSADA YOGYAKARTA 
5. OPTIMALISASI JUMLAH MESIN DAN TENAGA KERJA TIAP STASIUN KERJA DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI PADA PEMBUATAN TILE MERMES
6. KEBIJAKSANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SEBAGAI USAHA MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. SARI HUSADA YOGYAKARTA
7. PENGUKURAN WAKTU ABAKU SESUAI OPERATING PROCEDURE TERHADAP PASSENGER AND BAGGAGE HANDLING DI PT. GAPURA ANGKASA PEKANBARU
8. PENENTUAN JARAK TERBAIK PEMINDAHAN BAHAN DALAM SISTEM MANUFACTURING SEL BENCHMARK SIMILARITY COEFICIENT DAN ALGORITMA HEURISTIK (SK : PT. INKA MALANG)
9. USAHA PERBANKAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS PEMBUATAN KAIN BROKAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK-TEKNIK TQC DI KUINTING PT. DALIATEX KUSUMA BANDUNG 
10. PERENCANAAN PRODUK UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI DENGAN METODE MATERIAL REQUINEMENT PLANNING

Wednesday 9 September 2015

RSK SKRIPSI 2

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENETAPAN POSISI DALAM MENINGKATKAN HUNIAN DI APARTEMEN GOLF PONDOK INDAH
PENULIS : YUDI
NIM : 41605120083

RINGKASAN :
Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkembang dan memperoleh keuntungan, perusahaan harus melakukan salah satu fungsi pokok yaitu pemasaran. Mengingat luasnya pengertian pemasaran, maka perlu kiranya mengemukakan beberapa pendapat para ahli. Tujuan utama pemasaran adalah memberi kepuasan kepada konsumen, pemasaran bukan hanya untuk komersial atau mencari laba, tetapi memberi kepuasan kepada konsumen. Dengan adanya tujuan memberi keputusan ini maka kegiatan marketing meliputi berbagai lembaga produsen. Adanya kepuasan yang dirasakan oleh konsumen menimbulkan respon positif berupa terjadinya pembelian ulang dan mengajurkan konsumen lain agar membeli produk yang sama. Hal ini lebih sering disebut sebagai mouth to mouth advertising.

SARAN:
Seharusnya dalam menganalisis ini penulis memberikan metode apa yang cocok dalam menganalisis Apartemen Golf Pondok Indah, sehingga dapat meningkatkan daya beli konsumen. Dan juga memberikan strategi apa yang cocok dalam marketing.

KRITIK:
Menurut saya, dalam menganalisis pemasaran tersebut tidak perlu landasan teori yang meluas, yang akan membuat pembaca susah memahaminya.
http://www.atep-afia.net/2015/09/tugas-01-ttki-reguler-rsk-skripsi.html

RSK SKRIPSI 1

JUDUL : PERAMALAN PERMINTAAN GREEN TEA PE PT HPS DENGAN METODE TIME SERIES
NAMA PENULIS : JOKO SUPRIYANTO
NIM : 41614010007

RINGKASAN SKRIPSI:
Sifat produk dan pola permintaannya mempengaruhi tipe peramalan yang akan dibuat dan periode waktu yang harus ditempuh atau dijangkau.
Jika sifat produk seperti tersebut, permintaan dapat diharapkan hampir konstan dari suatu periode ke periode berikutnya sehingga jangkauan waktu dari peramalan relatif pendek. perencanaan di masa akan datang dapat didasarkan pada pengendalian bahwa permintaan akan terus berlanjut pada tingkat yang sama. Dalam kasus ini, kapasitas yang ada secara umum dapat menangani volume permintaan. Jadi, terdapat sedikit yang diperlukan untuk suatu peramalan yang cukup luas.

SARAN :
Menurut saya, dalam skripsi tersebut seharusnya lebih detail lagi dalam pemakaian metode apa.Penulis seharusnya bisa mengajukan kepada perusahaan metode apa yang harus dipakai dalam Peramalan Permintaan Green Tea PE PT HPS, bukan hanya metode time series.

KRITIK :
Penulis kurang detail dalam penyampaian metode apa yang digunakan sehingga sulit dimengerti oleh pembaca.
  http://www.atep-afia.net/2015/09/tugas-01-ttki-reguler-rsk-skripsi.html